Latest Post

4Pilar Kebangsaan Amicus curiae Antisipasi El Nino Anugerah Media Center Apeksi APSMC Asrizal Aziz Audy Joinaldy Baiturrahmah Bakti Sosial Banjir Bandang Banjir Kota Padang Banjir Sumbar Bank Nagari Bantuan Banjir Bantuan Banjir Padang Bantuan Untuk Palestina Basarnas Batang Arau Baznas Bencana Sumbar Benny Utama Berbagi dan Santuni Anak Yatim Berbagi takjil BIC BIC Halal Korea Bimas Bimbingan Perkawinan Bimtek Bintara Biografi Bisnis BMKG BNI BNN BNPB BPBD BPBD Sumbar BPD BPK BPKP BRI BRI Peduli BRI RO BRI RO Padang Budi Gunadi Sadikin Bukittinggi Bulan Bahagia Ramadhan Bulog Burung BWS BWS V Cawako Hidayat CKS Crossing Lines Daerah Dandim 0312 Dendang KIM Dendang Lagu KIM Deta Dewan Pers Digitalisasi Dinas Lingkungan Hidup Dinas Pariwisata Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Sumar Dinas Perhubungan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Sosial Dio Live Musik Dirjen Imigrasi Dishub Ditlantas Donny Ermawan Taufanto Donor Darah DPD LPM DPD RI DPP KJI DPR RI DPRD DPRD Kota Padang DPRD Sumbar DPW KJI EDC Ekonimi Ekonomi Ekonomi Kreatif Ekos Albar Energi SDA Epyardi-Ekos Epyyardi Asda ESDM Fadly Amran Fadly-Maigus Festival Juadah Festival Muaro Padang Filipina Gambir Gangguan Pelayanan Air Gedung Azhari Government Public Relations Green Campus Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) HAKORDIA HAM Hari Amal Bakti Hari Kanker se dunia Hari Kebangkitan Nasional Hari Libur Nasional Hiburan Hiburan Musik Hizbul Wathan Hoaks HPN 2025 Hukum Hukum dan Ham HUT 21 DPD HUT BRI 129 HUT ke 192 HUT Kota Padang 356 Idul Adha Iklan IKW RI IKWI Sumbar Industri Pertahanan Internasional Investasi Bidang Pendidikan Irwan Basir Jakarta Jaksa Agung Muda Intelijen Jasa Raharja Jepang Jongguk Maransi Siagian Judi Online Kab. Malawi Kab. Sijunjung Kajati Kajati Menyapa Kalimantan Barat Kampung Jawa Kampus Kanazawa University Karang Taruna Karate Kebakaran Kebakaran Hutan Kebebasan Pers Kejaksaan Tinggi Kejati Kemenag Kemenag Kota Padang Kemendikburistek Kemenhan Kemenkes Kemenkumham Kemenlu Kementerian ESDM Kementerian Kelautan dan Perikanan kementrian kelautan dan perikanan Kemhan Kerjasama transfer teknologi Kesbangpol Kesehatan Ketahanan Pangan Kim Soo Il Kisah Surao Tuo Kita Padang KJI KJI Bukittinggi KJP KKLA KLHK KOBAR Lawan Dengue Kolaborasi Jurnalis Indonesia Kominfo KONI Koni Padang Pariaman KONI Sumbar Koperasi Koperasi Merah Putih Korem 032 Korem 032 Wirabraja Kota Padang Kota Tua KPI KPID KPK KPU Krarcab 03 KUA Kuliner Kutbah Jumat Labuan Batu Lapangan Minyak dan Gas Bumi Laskar Merah Putih Lawan Dengue Lawan Hoaks Lazizmu Lebaran 2024 Legislatif Lemkari Leonardy Harmainy Lingkungan Hidup LKAAM LMP LMP Macap Kota Padang Logistik Lokasi Terdampak Banjir Bandang Longsor Kab. Bandung Barat LPM Lubuk Basung Lukisan Macab LMP Maestro Mahyeldi Ansharullah Maigus Nasir Malam Lailatul Qadar Malam Minggu MAN 1 Maygus Nasir Megathrust Menag Mendagri Menhan Menhub Menperin Minyak dan Gas Moge MBBI Momen Ramadhan dan Lebaran MTsN 5 MTsS Dhuafa Mudik Bareng 2024 Mudik Ceria Penuh Makna Mudik Gratis 2024 Mudik Lancar 2024 Nadem Nagari Sikabu Nasdem Nasional National Defence Academy Jepang Newsroom Nusantara Nuzul Quran Ogranisasi Melanesia Spearhead Group (MSG) Ogranisasi PBB OJK Olahraga Organisasi Cinta Kasih Sayang Ormas Lintas Sektor Pacu Kudo Pacu Kudo 2025 Padang Padang Ekraf Padang Eye Center. RS Mata PEC Padang Magek Padang Pariaman Paertai Demokrat Pafang Pariaman Painan Pameran Lukisan PAN Panen Padi Pangan Pantai Padang Pantai Pasir Jambak Pariaman Pariwisata Pariwusata Parlemen Partai Demokrat Sumbar Partai Nasdem Partai Umat Pasar Malam Paskibraka PDAM Pelantikan Gubernur Sumbar Pelantikan KSAU Pemadaman Listrik Pemancungan Pemilu 2024 Pemko Padang Pemunguntan Suara Ulang (PSU) MK Penanggulangan TB Penangkapan Transhipment Pendidikan Pendidikan Anti Korupsi Penerimaan Pengalihan isu Penghargaan Anti Suap Penghargaan APPI 2024 Penghulu Pengunsi Rohingya Perhiptani Sumbar Perhubungan Peristiwa Perkebunan Perpustakaan Perpustakaan Daerah Pers Release Persiapan Angkutan Lebaran 2024 Pertamina Hulu Energi Pertanian Perumdam Pesantren Darul Ulum Pesawat Super Herkules Pesona Kampus Hijau Petani Tangguh pgai Pilgub Sumbar Pilkada Pilkada Sumbar PJKP PKDP Polda Polda Sumbar Poleri Polhukam Police Commissioners and Police Ministers Meeting Politik Polresta Polresta Padang Polri Porseni POS Indonesia PPPK Prabowo Subianto Presiden Jokowi stabilkan harga Beras Program API Sarpras PTV Program Infrastruktur Program Kerja Stategis PSDABK PSU DPD RI 2024 PUPR QRIS Qurban Rakernas Rakerwil Ramadhan 2025 Ramadhan Berbagi Ramadhan Berkah RAN-GPI Rapat Paripurna 2024/2025 Rapim Muhammadiyah Rendang Renovasi SDN 14 Resepsi Reses RSUD dr. Rasidin Rumah Wartawan Dibakar Rumania Safari Ramadan Sangar Seni Budaya Indonesia SAPA KUA Sate Mak Etek Satgas Pornografi Anak Satwa Liar Sekjen Kemhan Sembako Seni Siti Nurbaya SJS Plaza Lapai Skateboard SMA Adabiah SMAN 14 SMAN 3 SMK Dhuafa Nusantara SMK Pratama SMPN35 Solok Spirit STIT Stok Ikan Mencukupi saat Lebaran 2024 Sumarak Ramadan Sumbar Sungai Batang Arau Swaswmbada Pangan Swis Tanah Datar Tanggap Darurat Tanggap Darurat Bencana Tantangan Era Digital TBC Ternate TIN TNI TNI AU Tolitoli Tongkrongan Anak Muda Tour de Singkarak Tour of Kemala Tradisi Minang Padang Pariaman Trans Padang UKM UKW UMKM Umrah Unesco Urut Tradisional Vanuatu Volly Ball FKA CUP Walikota Wamen Nezar Patria Wilayah Pertambangan Rakyat Wisata Wisata Konservasi Laut Yaqut Cholil Qoumas Yasonna H. Laoly Z-Auto

  Kisah Surau Tuo (4)

PEMBANGUNAN DARUL ULUM TETAP BERJALAN

 

 

Padang Magek, Lenteraindonews.com -- Selanjutnya, waktu terus berjalan. Buya Anwar, Ramli Taher, Jamhur dan Marjohan telah berpulang ke rahmatullah. Kini Darul Ulum diurus Ampera Salim, Syahyuti Abbas dan Bakhtiar Datuk Murun.

 

Dari tahun ke tahun Ponpes Darul Ulum, berupaya mengembangkan tempat belajar. Hingga kini telah mempunyai sebuah gedung besar  tingkat dua untuk asrama santri putri. Juga sudah punya  gedung besar empat lokal untuk tempat belajar, yang juga berfungsi sebagai aula tempat pertemuan.

 

Selain itu, ada dua buah bangunan, yang ditempati  santri laki laki, yang juga bisa untuk tempat belajar. Selain itu, Pondok Pesantren ini juga sudah memiliki Mushalla tempat shalat lima waktu. Begitu juga sudah punya BLK, MCK dan pustaka.

 

Semua ini diperoleh berkat bantuan perantau,  Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Depertemen Agama dari berbagai jajaran serta berbagai donatur lain bersifat pribadi.

 

Sama seperti mengaji di surau tempo dahulu, sampai kini di Pesantren Darul Ulum Padang Magek, tidak dipungut bayaran. Anak santri akan diterima oleh pihak pengurus pondok dengan tangan terbuka, asalkan ada orang yang menjadi walinya.

 

Untuk kehidupan sehari-hari  santri mengumpulkan beras 20 liter dalam sebulan dan uang lauk pauk Rp. 80.000. Kemudian iyuran bayar listrik Rp. 50. 000. Itu pun bagi yang sanggup. Bagi keluarga yang tidak mampu, tak usah membayar.  Pihak pengurus akan mencarikan donatornya.

 

Sejauh ini yang belajar di Darul Ulum, tetap diperlakukan sama. Tidak ada beda yang mampu dengan yang tidak mampu. Mereka tidur di surau bersama-sama dengan guru. Memasak bersama-sama dengan teman. Dan belajar bersama-sama dengan kawan-kawan. Kini santri Ponpes Darul Ulum berjumlah lebih kurang 350 orang. Jumlah guru 49 orang. Semuanya diasuh Buya H Jakfar Tuanku Imam Mudo. (Aldi)


 

 Kisah Surau Tuo (3)

PASANG SURUT MURID PONPES DARUL ULUM 



 

Padang Magek, Lenteraindonews.com -- Pada tahun 1942, dalam usia 25 tahun, Tuanku Salim Malin Kuning menetap dan menjadi Tuanku di Padang Magek, Tanah Datar, Sumatera Barat. Sejak itu pula, beliau  mulai mengajar berbagai ilmu agama di surau kaumnya yang ketika itu baru saja dibuat. Itulah yang dinamakan  Surau Baru yang kini menjadi bahagian dari Ponpes Darul Ulum.

 

Dalam sejarahnya, pasang surut jumlah murid di Surau Baru tetap saja terjadi. Semula di tahun 1942, murid di surau ini, hanya empat orang, dua di antaranya: Ungku Diar dari Nagari Aripan, Kabupaten Solok, Sumbar dan Ungku Abu Hanifah dari Teluk Kuantan, Riau.

 

Kemudian pada tahun 1950 pernah mencapai sekitar seratus orang. Pada masa itu Tuanku Salim Malin Kuning menamai perguruan / madrasah yang dipimpinnya dengan nama Darul Hafazah, yang berarti Kampung yang Berkah atau Kampung yang Diberkahi.

 

Dulunya di depan surau baru itu, tergantung papan putih dengan huruf Arab berwarna hijau berlapis merah kata kata: Madrasah Darul Hafazah. Itulah yang menandai bahwa sekolah ini ada.

 

Masa Bergolak PRRI murid kembali menciut. Tapi pada tahun 1965 kembali  ramai. Setelah Peristiwa G 30 S PKI 1965 murid Surau baru kembali berkurang. Tapi pada awal tahun 1970-an kembali mencapai ratusan orang. Pada tahun 1980 pernah menciut jadi  13 orang. Namun kemudian, tahun berikutnya kembali meningkat jadi puluhan orang.

 

Pada tahun 1987, Tuanku Salim Malin Kuning meninggal dunia. Pendidikan dilanjutkan oleh murid murid beliau yang sudah menjadi guru juga di Madrasah Darul Hafazah. Mereka antara lain: Tuanku Ali Nuddin, Tuanku Kakan, Tuanku Mahyudin, Tuanku M. Nur, Tuanku Iskandar dan Tuanku Anwar Sutan Marajo selaku komando terdepan.

 

Tuanku Anwar bersama-sama pemuka masyarakat Padang Magek yang antara lain untuk menyebut nama: Ramli Taher, Zainal Abidin dan Suhaili Yakkub, mencoba mengayuh biduk Surau Baru seperti yang dilaukan Tuanku Salim Malin Kuning. Tuanku Anwar dan Tuanku Iskandar mengganti Madrasah Darul Hafazah menjadi Pondok Pesantren Darul Ulum Padang Magek.

 

Pada tahun 1994 Tuanku Anwar yang mengajar di Pesantren Darul Ulum diperkuat oleh Tuanku Jakfar Imam Mudo bersama keluarga.  Sejak Tuanku Jakfar dan keluarga mengajar di Pondok Pesantren Darul Ulum, murid murid makin bertambah.

 

Sebelum kedatangan Tunku Jakfar Imam Mudo tiba. Pada 1993 Darul Ulum sudah dilindungi sebuah yayasan, yaitu Yayasan Pendidikan Pembina Umat, yang didirikan Buya Anwar Sutan Marajo, Ampera Salim, Ramli Taher dan Jamhur Datuk Cumano.

 

Beberapa tahun Buya Jakfar mengajar di Darul Ulum, yayasan diperkuat dengan kehadiran Syahyuti Abbas dan Marjohan. Semenjak Syahyuti Abbas dan Marjohan ikut mengurus, tempat belajar di Darul Ulum sudah punya bangunan baru. Proses belajar mengajar di Pesantren Darul Ulum, juga semakin lancar. (Aldi)

 

  Kisah Surau Tuo (2)

MENGAJI DI SURAU BARU

 


Padang Magek, Lenteraindonews.com -- Salah satu yang tertinggal itu, kini ada di Padang Magek, Rambatan,  Tanah Datar. Sekarang namanya Pondok Pesantren Darul Ulum. Berdiri sejak tahun 1942 dengan kehadiran Surau Baru di bawah asuhan Tuanku Salim Malin Kuning (1917-1987).

 

Tersebut dengan nama Surau Baru, karena sebelumnya di daerah sekitar telah  ada surau tempat mengaji, yaitu Surau Ateh Duyan (durian) atau disebut juga Surau Lurah. Letak tidak jauh dari lokasi Darul Ulum saat ini.

 

Konon, kata masyarakat setempat, Surau Ateh Duyan diperkirakan aktif  beberapa puluh tahun  setelah Perang Paderi 1837. Masa itu murid-murid yang datang ke sini  ada yang berasal dari Taluk Kuantan, Riau dan beberapa daerah di Jambi.

 

Di awal tahun 1900, gemerlap Surau Ateh Duyan pudur. Sehingganya anak nagari Padang Magek yang lahir di awal tahun 1900 mencari surau di nagari-nagari lain, sebagai tempat menuntut ilmu.

 

Salah seorang dari anak nagari Padang Magek yang pergi mengaji ke luar daerah itu adalah Salim yang kemudian bergelar Malin Kuning. Pertama kali beliau  mengaji dengan Tuanku H. Kahar di salah satu surau di Padang Magek. H. Khahar berasal dari Taluk Kuantan, Riau. Masa itu H.Kahar menetap di Padang Magek. Makam H. Kahar ada di samping depan Masjid Tawakal, Padang Magek sekarang ini.

 

Selanjutnya, Salim Malain Kuning mengaji ke surau  Tuanku H. Legan di Singkarak, Solok. Terus berlanjut ke Suarau Belok di Selayo, Solok.  Kemudian dia  mengaji lagi dengan Tuanku Kali Tuo di Tanjung Balik, Solok.  Kemudian pindah ke Surau Tuanku Lubuk Pua di Pariaman. Berlanjut dengan Tuanku Mudo di Taluak Kuantan, Riau. Beberapa waktu  kemudian pindah ke Surau Tuanku Kuning di Saruaso, Tanah Datar. Berakhir dengan Tuanku Bagindo di Sungai Sariak, Padang Pariaman.

 

Pada tahun 1942, dalam usia 25 tahun, Tuanku Salim Malin Kuning menetap dan menjadi Tuanku di Padang Magek. Sejak itu pula, beliau  mulai mengajar berbagai ilmu agama di surau kaumnya yang ketika itu baru saja dibuat. Itulah  Surau Baru yang hingga kini masih tegak berdiri di lingkungan Ponpes Darul Ulum Padang Magek.

 

Sampai kini Darul Ulum masih bertahan. Jika ada yang akan berdonasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk pembangunan sarana dan prasarana Ponpes Darul Ulum, dapat menghubungi HP: 081270384066 A.n. H. Ampera Salim. (Aldi)

(Rendang hidangan khas Minangkabau makanan terenak di dunia. Sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO pada tahun 2025) 

 

Jakarta, Lenteraindonews.com -- Rendang, hidangan khas Minangkabau yang telah lama menjadi kebanggaan Indonesia, kembali mencuri perhatian dunia. Masakan berbahan dasar daging sapi ini dikenal karena kelezatannya yang khas, hasil perpaduan rempah-rempah pilihan serta proses memasak yang panjang di atas tungku api. Tak heran, rendang pernah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia oleh CNN pada tahun 2017.

Sejarah rendang sendiri berakar dari tradisi kuliner masyarakat Minangkabau yang telah ada sejak berabad-abad lalu. Hidangan ini awalnya dibuat sebagai makanan tahan lama bagi para perantau Minangkabau yang bepergian jauh. Dengan teknik memasak perlahan menggunakan santan dan berbagai rempah, rendang mampu bertahan hingga berminggu-minggu tanpa bahan pengawet. 

Seiring waktu, rendang tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga sajian istimewa dalam acara adat dan perayaan penting di Sumatera Barat.

Kini, pemerintah tengah mengupayakan langkah besar dengan mendaftarkan rendang sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO pada tahun 2025. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan bahwa pengakuan dari UNESCO akan memperkuat identitas kuliner Indonesia di kancah global sekaligus memastikan rendang tetap lestari dan terlindungi dari klaim negara lain.

“Rendang bukan sekadar makanan, tetapi juga representasi budaya, sejarah, dan filosofi masyarakat Minangkabau. Dengan pengakuan UNESCO, kita dapat memperkenalkan rendang secara lebih luas ke dunia sekaligus melestarikan kearifan lokal yang ada di dalamnya,” ujar Fadli Zon dalam konferensi pers di Jakarta.

Selain sebagai bagian dari budaya, rendang juga memiliki potensi besar dalam sektor ekonomi. Kepopulerannya di pasar internasional telah membuka peluang ekspor yang menjanjikan, baik dalam bentuk rendang siap saji maupun bumbu instannya. Sejumlah pelaku usaha kuliner Indonesia pun telah sukses memasarkan rendang hingga ke berbagai negara, membuktikan bahwa hidangan ini memiliki daya tarik global.

Proses pendaftaran ke UNESCO sendiri memerlukan berbagai tahapan, termasuk kajian mendalam mengenai sejarah, metode pembuatan, serta dampak budaya dari rendang. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk ahli kuliner, akademisi, dan masyarakat Minangkabau, guna melengkapi dokumen yang akan diajukan.

Dengan segala upaya ini, diharapkan rendang semakin dikenal luas dan mendapatkan tempat istimewa sebagai warisan dunia yang diakui secara resmi. Sebuah langkah penting untuk menjaga identitas kuliner Indonesia agar tetap harum di mata dunia.

(Sumber.Indonesia.go.id)

 Kisah Surau Tuo (1)

PERAN SURAU ZAMAN BELANDA

 


Padang Magek, Lenteraindonews.com -- Sejak dahulu Minangkabau dikenal sebagai daerah Islamis. Ungkapan Adat Basandi Syarak-Syarak Basandi Kitabbullah (ABS-SBK)  sudah mengental di tengah masyarakat. Sehingganya dalam Seminar Kebudayaan di Batusangkar tahun 1970, yang juga dihadiri Bung Hata dan Buya Hamka, tertuanglah, bahwa syarat menjadi orang Minangkabau,  harus beragama Islam dan mengakui bahwa nenek moyangnya turun dari Gunung Marapi.

 

Pada tahun 1800-an, kata Buya Mas’oed Abidin, Ketua PPIM (Pusat Pengakajian Islam dan Minangkabau), Pemerintah Belanda mencatat di kepulauan  nusantara ini, terdapat sekolah partikulier terbanyak ada di Minangkabau. Masa itu jumlahnya hampir seribu sekolah. Suatu hal yang mencengangkan pada masanya.

 

Darimana datangnya angka sejumlah itu? Jangan lupa, bahwa sekolah yang dimaksud Belanda itu, adalah pengajian di surau-surau yang ada hampir di tiap nagari di Minangkabau.

 

Surau dahulu itu, tidak sama dengan mushala sekarang. Dahulu surau itu tempat belajar segala ilmu. Mulai dari ilmu agama, berupa pembacaan Al-Quran dan pengetahuan agama lainnya, sampai pada ilmu adat berupa sejarah dan pepatah-petitih.

 

Lulusan surau inilah yang menjadi pemimpin di nagari. Mereka yang tamat surau masa itu, paham dengan agama mengerti dengan adat dan sangat peka dengan kehidupan sosial. Kalaupun mereka yang bergelar datuk, maka orang juga menyebutnya dengan Ungku Datuk. Itulah kelebihan lulusan surau.

 

Pengajian-pengajaian surau seperti itu, yang dulu bertebar di nagari-nagari, semakin lama jumlahnya makin menciut. Dari seribu akhirnya menjadi seratus dan kini barangkali hanya tinggala puluhan di seluruh Minangkabau ini. (Aldi)

 


Padang – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Padang kini menempati kantor baru di Jl. Marah Rusli. Gedung yang dinamai Graha Drs. Azhari ini diresmikan langsung Pj Wali Kota Padang, Andree Harmadi Algamar, Jumat (7/2/2025). 


Padang, Lenteraindonews.com -- Andree Algamar menyampaikan bahwa peresmian gedung baru ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kota (Pemko) Padang untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi generasi penerus.  

 

"Hari ini kita melangkah ke babak baru, dan kantor baru ini akan menjadi simbol dedikasi kita dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan di Kota Padang," ujarnya.  
 

Dijelaskannya, penamaan Graha Drs. Azhari bukan tanpa alasan. Nama tersebut diberikan sebagai penghormatan kepada Alm. Drs. Azhari, yang pernah menjabat sebagai Wali Kota Padang ke-8 media 1966–1967.
 

Semasa kepemimpinannya, Drs. Azhari berperan penting dalam kemajuan pendidikan di Kota Padang. Ia juga dikenal sebagai pelopor berdirinya berbagai sekolah dan perguruan tinggi di Kota Padang serta Sumatera Barat.  
 

"Oleh karena itu, tidak salah kiranya kita menetapkan gedung ini sebagai Graha Drs. Azhari," terangnya.  
 

Acara peresmian kantor baru Disdikbud Kota Padang itu turut dihadiri keluarga besar Alm. Drs. Azhari. Dalam kesempatan tersebut, anak ketiga almarhum, Adi Irwan Azhari (71 tahun), menyampaikan rasa bangga dan terima kasih atas penamaan gedung yang mengabadikan nama ayahnya.
 

Ia mengapresiasi penghormatan ini sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi Drs. Azhari dalam memajukan pendidikan di Kota Padang.  
 

"Kami keluarga mengucapkan terima kasih karena telah menamakan gedung ini Graha Drs. Azhari, dan ini baru satu-satunya gedung yang diberi nama Drs. Azhari," ungkapnya.  


Kepala Disdikbud Kota Padang, Yopi Krislova menjelaskan bahwa pemindahan ke kantor baru dilakukan karena masa berlaku penggunaan kantor lama telah berakhir.  
 

"Tanggal 28 Februari, kontrak kita di gedung yang lama sudah habis. Kebetulan kita juga melakukan re-grouping Sekolah Dasar (SD), sehingga gedung ini kita renovasi untuk dijadikan Kantor Disdikbud," jelasnya. (Rel)

 


Padang, Lenteraindonews.com -- 27 Januari 2025 – Tepat seratus hari masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah meluncurkan Astacita, delapan cita-cita strategis untuk memajukan Indonesia. Astacita ke-6 menekankan “Membangun dari Desa dan Membangun dari Bawah” guna mencapai pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Salah satu program andalannya adalah menjadikan profesi petani sebagai ujung tombak pembangunan pertanian.

MENGUTAMAKAN PERAN PETANI DALAM PEMBANGUNAN DESA  
Pembangunan dari desa berarti menempatkan petani sebagai pelaku utama atau subjek pembangunan. Tiga pilar pokok yang membedakan profesi dari pekerjaan biasa adalah keahlian, pengetahuan, dan persiapan akademik.  

Dalam konteks ini, profesi petani diharapkan mampu menghadirkan keandalan (reliable) dan kesesuaian (kompatibel) dengan perkembangan zaman. Petani yang telah memenuhi kualifikasi profesional tidak hanya diharapkan mampu meningkatkan produktivitas, tetapi juga menjadi ujung tombak inovasi dalam sektor pertanian.

PROGRAM PENGEMBANGAN PROFESI PETANI  
Mengadaptasi pengalaman sukses pada sektor pendidikan—di mana sarjana non-pendidikan dilatih menjadi guru melalui Program Pendidikan Profesi Guru (PPG)—pemerintah berencana meluncurkan program serupa untuk petani. Melalui program “Petani Milenial,” para sarjana pertanian maupun non-pertanian yang baru lulus akan ditempa dalam dua semester intensif, meliputi:

- Teknik Pertanian Dasar:  
Pengairan, pengolahan lahan, pembibitan, perawatan, pemanenan, hingga pascapanen.

- Pertanian Modern:  
Penggunaan mekanisasi, otomatisasi, dan teknologi terkini seperti blockchain traceability guna meningkatkan transparansi dan efisiensi rantai pasok.

- Kode Etik dan Nilai:  
Calon petani juga akan diberikan pelatihan tentang kode etik pertanian yang mencakup kepatuhan terhadap aturan tradisional (seperti aturan pengairan sawah di Ngawi) dan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat untuk pertanian modern, terutama terkait penggunaan pestisida dan penerapan pertanian organik.

PENTINGNYA KODE ETIK BAGI PROFESI PETANI  
Kode etik bagi petani diharapkan dapat membentuk karakter dan tanggung jawab profesional. Contoh kode etik berbasis kepatuhan diambil dari praktik di Ngawi, di mana petani sepakat mengenai waktu, ukuran bukaan saluran air, serta sanksi bagi pelanggar aturan. Sementara itu, di Amerika Serikat, petani menjalankan SOP yang ketat demi menjaga kualitas lingkungan dan perlindungan konsumen. Pelanggaran terhadap kode etik, seperti penggunaan pestisida yang tidak sesuai standar, akan berimbas pada hak asuransi tanaman dan dukungan pemerintah.

TANTANGAN DAN PELUANG KE DEPAN  
Meski upaya profesionalisasi petani merupakan langkah logis dan strategis, tantangan tetap ada. Petani harus siap untuk terus memperbarui pengetahuan dan keahlian melalui pelatihan, workshop, pendidikan khusus, bahkan magang—baik di dalam maupun luar negeri. Mereka juga harus menghadapi ketidakpastian seperti serangan hama, bencana alam, dan fluktuasi harga pasar yang sulit diprediksi.  

Pemerintah menyadari bahwa keberhasilan program ini bergantung pada komitmen semua pihak untuk menciptakan ekosistem pertanian yang modern, transparan, dan berkeadilan. Dengan dukungan penuh dari sektor pendidikan dan teknologi, profesi petani diharapkan dapat merevitalisasi sektor pertanian, mendorong pertumbuhan ekonomi desa, dan pada akhirnya berkontribusi signifikan dalam pemberantasan kemiskinan.

"Program profesi petani merupakan salah satu wujud nyata dari Astacita ke-6 Presiden Prabowo Subianto. Dengan membekali petani dengan pendidikan, teknologi, dan etika profesional, diharapkan Indonesia dapat membangun masa depan pertanian yang lebih cerah dan merata, sejalan dengan visi pemerintahan yang progresif dan inklusif."

(Rinaldi)

(Foto ilustrasi)

Jakarta, LenteraIndoNews.com -- Tentara Nasional Indonesia (TNI) membuka peluang untuk masyarakat penyandang disabilitas untuk bisa menjadi prajurit. Hal ini disampaikan langsung oleh Panglima TNI, Jenderal TNI Agus Subiyanto dalam rapim TNI yang digelar di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Jumat 31 Januari silam.

"Sekarang kepolisian sekarang kepolisian Sudah ada pendidikan yang disabilitas, ada yang mohon maaf, dijadikan polisi, karena berkaitan nanti dengan penugasannya mungkin nanti aspes kita juga bisa seperti itu," kata Agus.

Menurutnya, semua masyarakat mempunyai hak untuk bisa menjadi personel atau prajurit TNI. Namun, tetap dengan kriteria rekrutmen yang berbeda.

"Jadi semua masyarakat punya hak untuk jadi tentara, tentunya dengan kriteria rekrutmennya yang berbeda," ujarnya.

Namun, pihaknya akan lebih dulu melakukan evaluasi. Apakah memang diperlukan atau tidak dalam mendukung tugas pokoknya.

"Kita melihat, Polri sudah itu dalam rangka untuk pelaksanaan tugasnya, kita juga mungkin nanti kita akan adakan pokja, evaluasi. Apakah TNI perlu juga disabilitas bisa masuk ke TNI, tujuannya dalam rangka mendukung tugas pokok," tuturnya.

Perekrutan di Bidang Siber :
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto bakal merekrut masyarakat sipil untuk menjadi anggota TNI khusus ditempatkan di bidang siber.

Hal ini disampaikan dalam sambutannya pada acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2025 di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (31/1).

"Kalau di bidang lain seperti cyber saya merekrut khusus siber yang memang dia yang tadinya orang siber, sipilnya siber kita jadikan jadi tentara," kata Agus.

Menurut Panglima TNI, penempatan ini khusus untuk masyarakat sipil. Bukan diambil dari tentara aktif.

"Dia punya kemampuan siber, bukan tentara yang kita jadikan orang siber. Itu akan susah. Demikian juga dengan Perwira PK, Perwira PK kita banyakin yang spesialisasi seperti dokter, psikologi, hukum," ujarnya.

"Disabilitas adalah individu yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual atau sensorik yang dapat menghambat aktivitas serta partisipasinya dalam masyarakat. Mereka membutuhkan dukungan, aksesibilitas, dan kebijakan inklusif agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sehari-hari dan pembangunan masyarakat." (Red)


 

JAKARTA, Lenteraindonews.com - Sejumlah tokoh pers nasional menyatakan kepastiannya untuk hadir langsung menyukseskan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Pekanbaru, Provinsi Riau 6-10 Februari mendatang.

Adapun tokoh-tokoh pers yang sudah menyatakan diri untuk hadir, seperti Tribuana Said, Timbo Siahaan, Ilham Bintang, Banjar Chearudin, Marah Sakti Siregar, Sasongko Tedjo, Akhmad Munir, Uni Lubis, Atal S. Depari, Nurjaman Mochtar, Mirza Zulhadi, Wina Armada Sukardi, Mahfudin Nigara, Asro Kamal Rokan, Rajab Ritonga, Nurcholis Basyari, Theodorus Dar Edi Yoga, Firdaus Answeto, Dhimam Abror hingga Agus Sudibyo.

HPN 2025 yang acara puncaknya dirayakan pada 9 Februari mengusung tema “Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas”.

Tema ini menggarisbawahi peran pers yang berintegritas dalam mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045, di mana media yang bebas, jujur, dan profesional menjadi pilar utama dalam membangun masyarakat yang lebih maju, transparan, dan demokratis.

Ketua Umum PWI Pusat Zulmansyah Sekedang, menyampaikan, banyaknya tokoh pers yang menyatakan diri untuk menghadiri hari pers di Pekanbaru, Riau, menunjukkan betapa pentingnya peran pers dalam membangun bangsa.

“HPN Riau 2025 menjadi bukti bahwa dunia pers Indonesia terus berkembang dan semakin berintegritas, terbukti dengan semakin banyak tokoh pers nasional yang menyatakan diri untuk hadir di HPN Riau” ujar Zulmansyah, Senin (3/1).

Kehadiran Forum Pemred dan para sesepuh pers tanah air akan menjadi bagian dari rangkaian acara utama, di mana sejumlah tokoh pers akan berbagi pandangan mengenai tantangan yang dihadapi dunia jurnalistik saat ini, khususnya di era digital.

Mereka juga akan membahas peran pers dalam mendukung kemajuan daerah, serta bagaimana media berkontribusi dalam membangun kesadaran publik dan mendukung transparansi pemerintah.

Ketua Panitia HPN 2025 Riau, M Selamet Susanto mengatakan, terus mematangkan koordinasi di tahap akhir penyelenggaraan guna memastikan acara berjalan sukses. Persiapan yang melibatkan panitia lokal dan pusat telah mencapai 100 persen, termasuk pengaturan logistik, akomodasi, transportasi, serta penyambutan tamu undangan dari berbagai daerah di Indonesia.

Menurut M Selamet Susanto, panitia juga telah menyiapkan sistem penyambutan yang profesional, mulai dari kedatangan di bandara, transportasi menuju lokasi acara, hingga fasilitas akomodasi bagi para tamu penting. Sejumlah hotel berbintang di Pekanbaru telah dikonfirmasi untuk menampung para peserta dan delegasi, sementara layanan transportasi khusus telah disiapkan untuk memastikan akses yang nyaman dan efisien bagi semua pihak yang terlibat.

Peringatan HPN 2025 juga akan menghadirkan sejumlah agenda penting, termasuk seminar nasional, diskusi media, serta berbagai forum yang melibatkan pemimpin redaksi, wartawan senior, akademisi, dan praktisi media.(rel)


 

PADANG, Lenteraindonews.com -- Ketua pendiri Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI), Andarizal, melakukan kunjungan silaturahmi ke Markas Cabang Laskar Merah Putih (LMP) Kota Padang, Sabtu 01 Januari 2025.

Kunjungan ini disambut hangat oleh Ketua Harian LMP Macab Padang, Desrimaiyanto, dan juga Wyndoee Kabid komdigi infokom beserta jajaran pengurus lainnya yakni:

Andi Jok Wadanbrig LMP Macab Padang, Romel Brigade LMP Macab Padang, Neng Jamilah Ketua Srikandi LMP Macab Padang, Syamsuir SH Kabid OKK LMP Macab Padang, Mimi Suryani Kasi Pengembangan Usaha LMP Macab Padang, Andesko Komandan Rescue, Azwar Wawa Kabid Hankam, Elvis Chan Wakabid Hankam, Firdaus Wadan Provost, Roby Brigade, serta Rusdi Chandra selaku Danit.

Dalam suasana yang penuh keakraban, kedua belah pihak berdiskusi mengenai berbagai isu aktual serta potensi kerjasama antara KJI dan LMP. Keduanya sepakat untuk menjalin sinergi yang lebih erat dalam rangka memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Kota Padang.

"Kami sangat senang dan berterima kasih atas kunjungan Ketua Pendiri KJI. Ini merupakan kehormatan bagi kami," ujar Desrimaiyanto, sembari diamini Wyndoee. "Kami berharap kunjungan ini menjadi awal dari kerjasama yang baik antara KJI dan LMP."

Sementara itu, Andarizal menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dari keluarga besar Macab LMP Kota Padang. "KJI dan LMP memiliki visi yang sama dalam hal pemberdayaan masyarakat. Kami percaya bahwa kerjasama di antara kedua organisasi dapat memberikan dampak yang signifikan," katanya.

Tentang KJI

Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) adalah organisasi yang beranggotakan para jurnalis dari berbagai media di Indonesia. KJI memiliki komitmen untuk meningkatkan profesionalisme jurnalisme serta memperjuangkan kepentingan masyarakat melalui karya-karya jurnalistik yang berkualitas.

Tentang LMP

Laskar Merah Putih (LMP) adalah organisasi masyarakat yang bergerak di bidang sosial, kemasyarakatan, dan kebangsaan. LMP memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat serta menjaga nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Rel Bid Komdigi Infokom LMP Macab Padang

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.