![]() |
(Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Widodo, S.Pi, M.Sc. menjelaskan jalur migrasi tuna di perairan Samudera Hindia) |
Padang, Lenteraindonews.com -- Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus di Teluk Kabung kian dilirik sebagai salah satu pusat pengembangan perikanan tuna untuk pasar ekspor. Potensi besar ini muncul bukan hanya karena letaknya yang strategis, tetapi juga karena kekayaan sumber daya laut di perairan Samudera Hindia yang menjadi jalur migrasi tuna dunia.
Kepala Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus, Widodo, S.Pi, M.Sc., menjelaskan bahwa posisi Bungus yang langsung berhadapan dengan jalur perdagangan internasional memberi keuntungan besar bagi nelayan. “Kapal-kapal kita bisa lebih cepat mengakses pasar ekspor asalkan kualitas ikan terjaga. Ini peluang yang harus benar-benar kita optimalkan,” ujarnya dalam wawancara dengan pewarta Aldi.
“Potenai saat ini sebanyak 26 pemilik kapal dalam proses Migrasi kapal penangkap Ikan Tuna dan sebanyak 23 kapal yang belum urus migrasi di dermaga PPS Bungus Teluk Kabung Padang” sambungnya.
Ia menegaskan bahwa standar mutu adalah kunci. Pasar global hanya menerima tuna dengan kategori premium. Apabila nelayan mampu menjaga kualitas hasil tangkapan, Bungus akan dikenal sebagai penghasil tuna unggulan. Sebaliknya, bila standar tidak terpenuhi, nelayan terpaksa menjual hasil tangkapan di pasar lokal dengan harga lebih rendah.
![]() |
(Tuna hasil tangkapan nelayan (foto. Saltys.com) |
Selain soal kualitas, tata kelola juga menjadi perhatian. Pemerintah telah menerapkan sistem penangkapan ikan terukur, yang menata izin dan memastikan setiap hasil tangkapan tercatat dengan baik. “Data tangkapan akan lebih jelas, negara tetap memperoleh pemasukan, dan nelayan tidak terbebani biaya di muka. Ini langkah yang sehat untuk keberlanjutan,” tambah Widodo.
Potensi Bungus semakin nyata karena ikan tuna yang ditangkap nelayan merupakan jenis pelagis bermigrasi jauh. Tuna dikenal sebagai perenang cepat dengan daya jelajah tinggi, berpindah dari satu wilayah laut ke wilayah lain untuk mencari mangsa dan berkembang biak. Pergerakan lintas batas negara ini dikelola melalui organisasi internasional seperti Indian Ocean Tuna Commission (IOTC), yang memastikan populasi tetap lestari.
Ikan kaya gizi, perenang tangguh, dan bernilai ekonomi tinggi—menjadi modal besar Bungus untuk menatap pasar ekspor. Namun, Widodo mengingatkan bahwa kesiapan SDM, teknologi penyimpanan dingin, dan investasi kapal modern harus terus ditingkatkan. “Jika semua faktor pendukung ini terpenuhi, Bungus akan berdiri sejajar dengan pelabuhan internasional lain sebagai simpul penting ekspor tuna Indonesia,” tutupnya penuh optimisme. (Aldi)
Posting Komentar
Posting Komentar