Padang, Lenteraindonews.com -- Hari kedua, rangkaian Konferensi Wakaf Internasional 2025 bertajuk "Wakaf Investment Gathering & Sumber Wakaf Export" di Hotel Truntum, Padang, pada Minggu (16/11/2025).
Mahyeldi menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk mentransformasi pengelolaan wakaf dari paradigma tradisional menjadi instrumen investasi sosial yang modern, profesional, dan berkelanjutan.
“Di abad 21, kita ditantang untuk menafsirkan kembali wakaf dalam konteks modern. Wakaf bukan hanya amal ibadah, tetapi juga instrumen investasi sosial yang profesional, transparan, dan produktif,” tegas Gubernur.
Tiga Pilar dan Lima Fokus Pengembangan
Untuk mewujudkan hal tersebut, Gubernur memaparkan tiga pilar utama dalam membangun ekosistem wakaf di Sumatera Barat:
1. Kolaborasi antara pemerintah dan lembaga wakaf.
2. Konektivitas investasi syariah antara sektor publik, swasta, dan lembaga sosial.
3. Kreativitas pengelolaan aset wakaf produktif dengan pendekatan teknologi digital dan prinsip keberlanjutan.
Lima fokus pengembangan wakaf ke depan meliputi:
1. Pendidikan dan riset untuk menjadikan wakaf sebagai pilar pendidikan Islam modern.
2. Pengembangan wakaf produktif berbasis pertanian untuk ketahanan pangan.
3. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) syariah.
4. Teknologi dan digitalisasi wakaf melalui sistem informasi yang akuntabel.
5. Penguatan jaringan kolaborasi antara lembaga wakaf, investor, dan pemerintah.
Lima Proyek Wakaf Strategis Ditawarkan kepada Investor
Sebagai bentuk implementasi nyata, dalam forum ini diperkenalkan sejumlah proyek wakaf strategis yang terbuka untuk kemitraan dan investasi, dengan total nilai mencapai lebih dari Rp 855 Miliar. Proyek-proyek tersebut adalah:
1. Pembangunan RSUD Dr. Ahmad Muftar, Bukittinggi (Nilai: ~Rp 439 Miliar / ~$26 Juta USD).
2. Pengembangan RSUD Muhammad Natsir, Solok (Nilai: ~Rp 380 Miliar / ~$22 Juta USD).
3. Pengembangan RSUD Muhammad Yamin, Payakumbuh (Nilai: ~$1,9 Juta USD).
4. Pengembangan Kompleks Setarikat Ilmu Al-Qur'an Sumatera Barat (masjid, gedung kuliah, asrama) (Nilai: ~Rp 35 Miliar / ~$2,2 Juta USD).
5. Berbagai Usaha Ekonomi Produktif (Nilai: ~Rp 6,3 Miliar).
“Kami mengajak para investor dan pelaku usaha yang hadir untuk melihat Sumatera Barat sebagai tanah yang subur untuk pengembangan wakaf produktif. Setiap rupiah yang ditanamkan tidak hanya menghasilkan keuntungan dunia, tetapi juga pahala dan keberkahan di akhirat,” pungkas Gubernur Mahyeldi.
Acara yang dihadiri oleh tamu kehormatan dari Kuwait, Mesir, Maroko, Arab Saudi, Malaysia, serta diaspora Minang ini diharapkan dapat menjadi katalisator untuk menjadikan Sumatera Barat sebagai pusat pengelolaan wakaf modern dan investasi syariah terdepan di Indonesia.(Aldi)